Membaca. Membaca. Membaca. Review!

Jumat, 07 November 2014

Tua dan Kesepian di Laut Luas



Sebenarnya, saya pernah membaca buku ini. Tetapi tidak sampai tuntas. Saya hanya membaca hingga pertengahan. Karena penasaran, dan merasa bersalah tidak menyelesaikannya, saya memulai membacanya kembali.

*

Lelaki tua Kuba yang memancing di perairan arus teluk, dengan sebuah perahu kecil yang terombang-ambing di luasnya samudera. Hanya sendiri, dengan tubuh tuanya yang ringkih. Tak sekalipun dia pulang ke rumah membawa ikan besar hasil tangkapannya. Berbeda dengan nelayan-nelayan yang ada di sekitar pelelangan ikan tak jauh dari rumahnya di atas bukit.

Hidup seorang diri, telah membuatnya hampir tidak merasa kesepian. Hanya saja, setelah 84 hari melaut tanpa seekor ikan pun. Dia bertekad untuk melaut seorang diri, meski sebelumnya pernah ditemani oleh seorang anak lelaki. Dia tidak ingin diganggu. Dia ingin sendiri.
Laut mengajarkan lelaki tua ini banyak hal. Perjuangan pantang menyerah.
Dia selalu berpikir laut sebagai la mar; dalam bahasa Spanyol, orang yang mencintai laut. Terkadang mereka mencintai laut, namun tetap mengatakan hal-hal buruk tentangnya, dan membicarakannya seolah-olah laut ini sebagai wanita.
Namun bagi lelaki tua ini, laut itu bersifat feminin dan menyimpan kesengan-kesenangan besar.
Jika laut melakukan hal yang ganas, itu karena dia tak mampu menahannya. Bulan memberinya kasih sayang seperti yang dilakukannya juga kepada wanita.(halaman 32)
Lelaki tua dan Laut, sebuah Analogi kehidupan. Lelaki Tua; Seorang manusia yang menua dan telah hidup berpuluh tahun di bumi, hidup dalam berbagai arus kehidupan. Sedangkan laut adalah salah satu bagian di bumi yang menyimpan banyak misteri. Memiliki segala keindahan yang dikandungnya, namun tak jarang menampakkan keganasannya yang tidak dapat direka oleh siapa pun.

Di lautan lepas inilah, Lelaki tua menebarkan keyakinan yang digenggamnya, bahwa sama halnya hidup, laut adalah tempat untuk mencapai titik kesabaran, ketabahan, kegigihan dan pantang menyerah. Bahwa kehidupan dan laut, adalah hal yang sama dalam mengarungi cobaan hidup. Selalu ada harapan. Meski terkadang berakhir sia-sia, dan tetap menyimpan harapan.
 
**

Bagi saya,membaca The old Man and The Sea ini, seperti menemani Lelaki tua berjalan-jalan di sebuah taman luas dengan cerita tanpa akhir. Asam garam kehidupan yang dibaginya sembari berjalan tertatih-tatih. Bersabar mendengarnya bercerita. Mendengar makian dan kekesalannya pada hidup. Hingga akhirnya kami tiba pada ujung taman lainnya dengan perasaan lega. Meski lelah, saya belajar tentang kesabaran. [AW]



Ernest Hemingway semasa muda

 
Ernest H, bersma ikan marlin tangkapannya


Bersama Istri keempat

Judul : The Old Man and The Sea
Penulis : Ernest Hemingway
ISBN : 978-979-024-147-3
Penerbit : Serambi ilmu Semesta
Penerjemah : Yuni Kristianingsih Pramudhaningrat
Tanggal Terbit : Cetakan III November 2009
Harga : Rp. 31.500
Tebal : 145 halaman

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© 2011 Membacaki, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena